Fokuskan Banjarmasin pada Pengembangan Sektor Perdagangan dan Jasa

 Fokuskan Banjarmasin pada Pengembangan Sektor Perdagangan dan Jasa

Anggota Komisi III DPRD Banjarmasin, Gusti Yasni Iqbal. (FOTO:HNG)

 

BANJARMASIN, jukung.id – Dalam rapat Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2024 bersama Bapeda Litbang Banjarmasin, Sabtu (12/04.25) siang, Anggota Komisi III DPRD Banjarmasin, Gusti Yasni Iqbal, menekankan pentingnya mengembalikan kejayaan Banjarmasin sebagai kota perdagangan dan jasa. Menurutnya, sungai tidak hanya berfungsi sebagai urat nadi kehidupan masyarakat, tetapi juga sebagai tulang punggung perekonomian kota.

Kota Banjarmasin, yang terkenal dengan julukan “Kota Seribu Sungai”, kini tengah berupaya mengembalikan kejayaannya sebagai pusat perdagangan dan jasa.

Gusti Yasni Iqbal, menekankan, pentingnya sungai sebagai urat nadi perekonomian kota.

Keberadaan sungai tidak hanya penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat, tetapi juga sebagai tulang punggung perekonomian kota.  Sehingga, perlu dilakukan upaya untuk mengembalikan fungsi sungai dan meningkatkan aksesibilitas serta infrastruktur pendukung perdagangan.

Gusti Yasni Iqbal menyatakan bahwa Banjarmasin sebagai kota perdagangan dan jasa harus dikembalikan ke posisi yang lebih baik. Ia khawatir bahwa masalah yang dihadapi oleh pasar-pasar tradisional, seperti Pasar Sudimampir, dapat meningkatkan biaya bagi pembeli dan membuat mereka berpindah ke pasar di daerah lain atau bahkan provinsi lain.

“Pasar Sudimampir adalah contoh pasar yang menghadapi masalah kesulitan parkir dan transportasi. Hal ini dapat meningkatkan biaya bagi pembeli dan membuat mereka berpindah ke pasar lain,” Ujar Politisi Partai Gerindra ini.

Kepala Bapeda Litbang Banjarmasin, Ahmad Syauqi, menyatakan bahwa pedagang perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital untuk meningkatkan penjualan. Dinas Perdagangan Banjarmasin telah memulai program sosialisasi penjualan digital kepada pedagang untuk membantu mereka meningkatkan kemampuan berjualan secara online.

“Pedagang harus bisa beradaptasi secara digital agar tetap bisa menjual dagangannya. Kami telah memulai program sosialisasi penjualan digital kepada pedagang,” Tambahnya.

Menurut Ahmad Syauqi, pasar tradisional tidak hanya berfungsi sebagai tempat berjualan, tetapi juga sebagai destinasi wisata budaya. Rencana penataan pasar tradisional akan dilakukan dengan mengusung tema nostalgia masa lalu, dengan arsitektur bangunan yang tradisional dan sesuai dengan budaya Banjar.

“Arah kedepannya, pasar tradisional di Banjarmasin akan menjadi destinasi wisata budaya yang menarik. Kami akan membangun pasar tradisional dengan arsitektur tradisional Banjar yang dapat menggambarkan kondisi pasar jaman dahulu,” Ucapnya.

Ahmad Syauqi berharap, pasar tradisional di Banjarmasin dapat menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan dan juga sebagai tempat berjualan yang nyaman bagi pedagang dan pembeli. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian kota Banjarmasin dan mengembalikan kejayaannya sebagai pusat perdagangan dan jasa.

“ Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah kota Banjarmasin telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan sektor perdagangan dan jasa,”Pungkasnya.(HNG/JID).

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.